Prolog : The Mysterious Kiss
The Musketeer is
Begins
Cerita ini bukanlah akhir dari
sebuah pertemuan melainkan awal dari sebuah persahabatan, mungkin tak ada yang
spesial dari cerita ini namun sangat manis untuk dikenang….
Semua ini bermula di sebuah sekolah swasta di daerah
sukaita. Dimana ketiga gadis ini dipertemukan dalam satu waktu…
Pendaftaran
Sukaita Art School
Periode 2010/2011
Suasana lingkungan sekolah ramai
dipadati lebih dari 1000 orang. Ya tentu saja. Sukaita Art School adalah
sekolah populer yang hanya menyediakan 25 kursi untuk tiap kelas jurusan.
Murid-murid baru ini berusaha agar mereka bisa diterima dan mampu menjadi juara
pertama, pasalnya tiap 5 besar murid yang masuk akan menjapatkan gratis
pendidikan dan uang saku dari sekolah lebih dari 1000 yen untuk tiap anak.
Tentu saja hal ini menjadi semangat untuk menang.
Gadis pertama adalah gadis
sederhana yang tinggal hanya berdua dengan kakaknya. Aiko Shiki. Gadis 16 tahun
yang memulai karir anak smu-nya di sekolah favorit ini.
“ aku bisa sendiri.. terimakasih
untuk tumpangannya ya…!!” teriaknya begitu semangat pada kakaknya, Senri Shiki.
“ ya jaga dirimu!!?” balas sang
kakak tak kalah semangatnya.
Aiko adalah gadis dengan sifat
periangnya dan mudah bergaul, gadis cute gothic ini lebih berani dari
gadis-gadis seusianya. Pasalnya ia hanya hidup dengan kakak yang tak akan
selalu menjaganya. Tubuh porsi kecil ini sangatlah lincah.
Duuk.
“maafkan aku…” sesal Aiko polos
pada seorang gadis feminim.
“ iya tak apa”. Balas gadis ini,
merekapun saling berlalu.
Diruangan
inilah semua akan terjadi…
Gadis kedua bernama Yuphi Kiriyu,
gadis dengan rambut gelombang bak lautan dan sangat tingggi bak model.
Yuphi adalah anak ke 3 dari dua
bersaudara. Sufatnya sangat ceria dan berfikiran lebih realistis dari anak-anak
seusianya. Penggemar warna biru ini lebih suka membaca daripada bergosip ria .
Di sekolahnya dulu ialah gadis
yang paling diremehkan namun paling disayang oleh guru-gurunya. “aku mulai dari
mana ya?” pikirnya.
“hei Yuphi!! “ teriak seorang
gadis lain yang datang bersama 3 orang
temannya.
“kalian?” heran Yuphi.
“heh. Kamu mau sekolah disini?..
aduuuh tidak level banget…. Kau itu lebih baik dirumah baca buku kayak kutu!!”
ejek Naomi, temannya.
“aku mau coba sasana baru..”
jawab Yuphi polos.
“hellow….kau itu aneh.. kau itu
tidak akan bisa deh diterima di sekolah ini .. dasar udik!!” ejek Rien.
“ dah ayo sebelum kita
ketularan”. Ajak Sakura. Merekapun meninggalkan Yuphi.
“aku pikir mau diapain” pikirnya.
Begitulah Yuphi, dalam keadaan apapun gadis ini tetap berfikiran optimis.
Selesai membeli stofmap untuk
formulir iapun bergegas keruang pendaftaran.
Prangg..!!. barang-barang itu jatuh dari tasnya. “aduh…Malah
sobek gini tasku” eluhnya. “ada apa” tanya seorang gadis.
“tidak kok…hanya sedikit robek” jawab Yuphi.
“aku bantu…ini pensilmu”
“ iya terimakasih”
“maaf aku buru-buru”
Selesai
membereskan tasnya, Yuphi segera menuju ruang penentuan.
Gadis ketiga ini berlarian
mengambil perlengkapan untuk hari barunya di sekolah. Dengan tergesa-gesa ia
pun menyelesaikan harinya.
“ma.. aku berangkat udaaaaaah
kesiangan”
Begitulah ia selalu memulai harinya.
Akisa Ichijo, nama gadis imut
ini. Wajah imutnya telah menjadikannya sebagai gadis model sejak usia 10 tahun.
“aku harus bisa masuk jurusan
modeling..!! harus “ matanya berkobar-kobar penuh keinginan. Ia menatapi nilai
kelulusannya dari SMP. “aku masuk tidak..ya..” katanya dengan lemah. Ya gadis
ini memang sempurna namun dalam belajar ia sangatlah kurang.
“sial.. aku terlambat!!”
Duuk.
“maafkan aku…” sesal gadis
periang ini polos pada Akisa.
“ iya tak apa”. Balas Akisa,
merekapun saling berlalu.
Ia menuju tempat pendaftaran…
“Stofmap? “ kagetnya.
“iya adik beli dulu ya di
koperasi” terang panitia. Segera Akisa menuju Koperasi yang dimaksud. Ia
membeli Stopmaf.
“akhirnya..” leganya lalu menuju ruang pendaftaran.
Prangg..!!.
Barang-barang itu jatuh dari tasnya. Akisa mendekati dam
beusaha menolong seorang gadis yang nampak pintar.
“ada apa” tanya Akisa.
“tidak kok…hanya sedikit robek” jawab
Gadis itu.
“aku bantu…ini pensilmu”
“ iya terimakasih”. Baru sadar ia
terburu-buru dan belum mendaftar, Akisapun segera pamit tanpa bertanya yang
lainnya.
“maaf aku buru-buru”. Iapun go
wess.
Pintu ini akan
membuatnya harus yakin diterima di Sukaita Art School.
~Unnie~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar