Rabu, 12 Desember 2012

The Musketeer is Begins


Prolog : The Mysterious Kiss

The Musketeer is Begins

Cerita ini bukanlah akhir dari sebuah pertemuan melainkan awal dari sebuah persahabatan, mungkin tak ada yang spesial dari cerita ini namun sangat manis untuk dikenang….

Semua ini bermula di sebuah sekolah swasta di daerah sukaita. Dimana ketiga gadis ini dipertemukan dalam satu waktu…

Pendaftaran Sukaita Art School
Periode 2010/2011

Suasana lingkungan sekolah ramai dipadati lebih dari 1000 orang. Ya tentu saja. Sukaita Art School adalah sekolah populer yang hanya menyediakan 25 kursi untuk tiap kelas jurusan. Murid-murid baru ini berusaha agar mereka bisa diterima dan mampu menjadi juara pertama, pasalnya tiap 5 besar murid yang masuk akan menjapatkan gratis pendidikan dan uang saku dari sekolah lebih dari 1000 yen untuk tiap anak. Tentu saja hal ini menjadi semangat untuk menang.

Gadis pertama adalah gadis sederhana yang tinggal hanya berdua dengan kakaknya. Aiko Shiki. Gadis 16 tahun yang memulai karir anak smu-nya di sekolah favorit ini.
“ aku bisa sendiri.. terimakasih untuk tumpangannya ya…!!” teriaknya begitu semangat pada kakaknya, Senri Shiki.
“ ya jaga dirimu!!?” balas sang kakak tak kalah semangatnya.

Aiko adalah gadis dengan sifat periangnya dan mudah bergaul, gadis cute gothic ini lebih berani dari gadis-gadis seusianya. Pasalnya ia hanya hidup dengan kakak yang tak akan selalu menjaganya. Tubuh porsi kecil ini sangatlah lincah.
Duuk.

“maafkan aku…” sesal Aiko polos pada seorang gadis feminim.
“ iya tak apa”. Balas gadis ini, merekapun saling berlalu.

Diruangan inilah semua akan terjadi…



Gadis kedua bernama Yuphi Kiriyu, gadis dengan rambut gelombang bak lautan dan sangat tingggi bak model. Yuphi  adalah anak ke 3 dari dua bersaudara. Sufatnya sangat ceria dan berfikiran lebih realistis dari anak-anak seusianya. Penggemar warna biru ini lebih suka membaca daripada bergosip ria .

Di sekolahnya dulu ialah gadis yang paling diremehkan namun paling disayang oleh guru-gurunya. “aku mulai dari mana ya?” pikirnya.
“hei Yuphi!! “ teriak seorang gadis lain yang datang bersama 3 orang   temannya.
“kalian?” heran Yuphi.
“heh. Kamu mau sekolah disini?.. aduuuh tidak level banget…. Kau itu lebih baik dirumah baca buku kayak kutu!!” ejek Naomi, temannya.
“aku mau coba sasana baru..” jawab Yuphi polos.
“hellow….kau itu aneh.. kau itu tidak akan bisa deh diterima di sekolah ini .. dasar udik!!” ejek Rien.
“ dah ayo sebelum kita ketularan”. Ajak Sakura. Merekapun meninggalkan Yuphi.

“aku pikir mau diapain” pikirnya. Begitulah Yuphi, dalam keadaan apapun gadis ini tetap berfikiran optimis.

Selesai membeli stofmap untuk formulir iapun bergegas keruang pendaftaran.
Prangg..!!. barang-barang itu jatuh dari tasnya. “aduh…Malah sobek gini tasku” eluhnya. “ada apa” tanya seorang gadis.
   “tidak kok…hanya sedikit robek” jawab Yuphi.
   “aku bantu…ini pensilmu”
  “ iya terimakasih”
   “maaf aku buru-buru”

Selesai membereskan tasnya, Yuphi segera menuju ruang penentuan.




Gadis ketiga ini berlarian mengambil perlengkapan untuk hari barunya di sekolah. Dengan tergesa-gesa ia pun menyelesaikan harinya.
“ma.. aku berangkat udaaaaaah kesiangan”

Begitulah ia selalu memulai harinya.
Akisa Ichijo, nama gadis imut ini. Wajah imutnya telah menjadikannya sebagai gadis model sejak usia 10 tahun.

“aku harus bisa masuk jurusan modeling..!! harus “ matanya berkobar-kobar penuh keinginan. Ia menatapi nilai kelulusannya dari SMP. “aku masuk tidak..ya..” katanya dengan lemah. Ya gadis ini memang sempurna namun dalam belajar ia sangatlah kurang.
“sial.. aku terlambat!!”
Duuk.

“maafkan aku…” sesal gadis periang ini polos pada Akisa.
“ iya tak apa”. Balas Akisa, merekapun saling berlalu.

Ia menuju tempat pendaftaran…
“Stofmap? “ kagetnya.
“iya adik beli dulu ya di koperasi” terang panitia. Segera Akisa menuju Koperasi yang dimaksud. Ia membeli Stopmaf.
“akhirnya..” leganya lalu menuju ruang pendaftaran.

Prangg..!!.
Barang-barang itu jatuh dari tasnya. Akisa mendekati dam beusaha menolong seorang gadis yang nampak pintar.
“ada apa” tanya Akisa.
“tidak kok…hanya sedikit robek” jawab Gadis itu.
“aku bantu…ini pensilmu”
“ iya terimakasih”. Baru sadar ia terburu-buru dan belum mendaftar, Akisapun segera pamit tanpa bertanya yang lainnya.
“maaf aku buru-buru”. Iapun go wess.


Pintu ini akan membuatnya harus yakin diterima di Sukaita Art School.

~Unnie~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar