-->
Dulu aku begitu bening memberimu kesegaran
Menghilangkan haus yang tak tertahankan
ditenggorokanmu
Kini aku hanya limbah
bagimu
Dulu aku begitu suci memberimu
kebersihan
Menghilangkan tiap noda pada tubuhmu
Kini aku hanya sampah bagimu
Dulu aku memberimu banyak ikan dan tanaman hijau
segar
Untuk memenuhi tiap energimu
Kini … semua hilang …
Dimana
nuranimu untukku
Dimana
balas budimu untukku
Aku hanyalah kumpulan tetesan suci dari langit untuk
mu
Tak
ada lagi suci
Tak
ada lagi yang tersisa
Aku
hanyalah sampah ... limbah …
Dan tak berguna lagi untukmu
Aku hanya bisa mangikuti jalanku
Mengikuti ujung perjalananku
Entah di laut…
Entah ditanah yang ikut kau hancurkan
Salahkah
aku memohon…
Jagalah
aku….
Aku bahagia ada di bumi ini
Aku bahagia aku bagian dari bumi ini
Aku bahagia namaku
begitu terkenal
Namun …
Kenapa aku bahagia?!
“aku diandalkan untuk tempat awal pijakanmu
Tempat tinggalmu … dan…
Tempat terakhir tujuanmu”
Inilah jawabanku
Rasa itu aku
nikmati berjuta-juta tahun yang lalu
Kini aku sendirian
Teman-teman alamku hilang
Yang ada kini hanya BETON
BETON
BETON
Dimana-mana BETON
Aku rindu teman-temanku
Aku ingin mereka ada lagi untukku
Namun …
Apa daya diriku…
Sekarangpun aku masih tanah
Tanah kering tandus yang tak bisa ditanami
Dan …
Aku hanyalah sepetak tanah yang diperebutkan….
UDARA
Senangnya melihat tawa anak-anak dipantai
Aku hanya meniupkan sedikit angin untuk mereka
Alangkah lucunya mereka
yang makin riang
Senangnya melihat dunia dari ujung ke ujung
Senangnya aku menjadi udara yang bermanfaat untuk
semua
Sayang …
Sekarang rasanya aku sekarat
Dulu aku oksigen yang bersih
Sekarang …
Aku penuh campuran zat berbahaya
Aku takut aku hilang
Aku takut aku hancur
Sebelum generasi lain menghirup dan merasakan
Betapa sejuknya aku
Sungguh…
Diriku benar-benar tak kuasa lagi menjauhi zat-zat
itu
Zat-zat yang keluar
dari keegoisanmu
Dari keinginanmu
Dan dari kesengajaanmu
Aku takut…
Apakah kau takut juga?!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar